Contoh Makalah Metabolisme Purin Dan Pirimidin
Mata
Kuliah : Biokimia Gizi
Dosen : dr. Nancy S.H. Malonda, MPH
Prof. dr. Nova H.
Kapantow, DAN,MSc,SpGk
Maureen Irinne.
Punuh, SKM, MSi
Meiske Korua,
SKM,MGz
“ Metabolisme
Nukleotida, Purin, dan Pirimidin Serta Kaitannya Secara Klinis “
Disusun oleh:
Kelompok 8
Miracle Brite Waani 15111101262
Sri Gamar Sahara 15111101229
Armianty Bluku 15111101270
Kristi Kumoris 13111101301
Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas
Sam Ratulangi
Manado
2017
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas tentang Metabolisme
nukleotida, purin, dan pirimidin serta kaitannya secara klinis.
Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber kajian dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia melakukan biosintesis purin dan pirimidin dalam asam
nukleat jaringan tubuh. ATP, NAD+, koenzim A dan lain-lain dari senyawa antara
amfibolik. Namun demikian senyawa analog purin dan pirimidin yang disuntikan, termasuk
obat-obat yang potensial sebagai preparat anti kanker. Dapat disatukan kedalam
DNA. Biosintesis purin serta pirimidin oksi dan deoksiribonukleotida (NTP dan
dNTP), merupakan peristiwa yang diatur secara akurat serta dikoordinasikan
lewat mekanisme umpan balik yang menjamin produksi senyawa ini dengan kuantitas
yang tepat kadang-kadang disesuaikan menurut berbagai kebutuhan fisiologik
(misalnya pembelahan sel). Penyakit manusia yang meliputi kelainan dalam
metabolisme purin atau pirimidin mencakup penyakit gout, sindrom lesch-Nyhan,
defisiensi adenosin deaminase dan defisiensi fosforilase nukleosida purin.
Penyakit pada biosintesis pirimidin lebih langka dan mencakup asiduria orotat.
Karena, berbeda dengan urat, produk hasil katabolisme pirimidin bersifat sangat
larut(karbon dioksida, amonia dan β-aminoisobutirat), maka jumlah kelainan yang
bermakna secara klinik pada katabolisme pirimidin hanya beberapa (Victor W.
Rodwell, Phd).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Nukleosida dan Nukleotida ?
2.
Apa
itu Metabolisme Nukleotida purin dan pirimidin ?
3.
Apa
Struktur Purin dan pirimidin ?
4.
Apa
Biosintesis Purin dan Pirimidin ?
5.
Tahapan
biosintesis purin dan pirimidin ?
6.
Kelainan
metabolime purin dan pirimidin ?
1.3 Tujuan
1.
Mempelajari sistem tata nama yang
digunakan untuk menerangkan nukleotida dan bagian komponennya.
2.
Mengetahui nama basa purin dan
pirimidin , nukleosida dan nukleotida yang umum.
3.
Mampu menyebutkan subtrat dan produk
lintasan yang berperanan pada sintesis ribonukleotida de novo.
BAB II
PEMBAHASAN
. 2.1 Pengertian Nukleotida
Nukleotida adalah senyawa mengandung
nitrogen yang berperanan penting pada peranan biologik dan merupakan basa
heterosiklik aromatik. Terdiri dari basa purin atau pirimidin yang dihubungkan
oleh glikosidik ke gula pentosa selanjutnya mengalami esterifikasi pada satu
gugus fosfatnya atau lebih. Adalah nukleosida yang mengalami fosforilasi.
Peran Nukleosida dan Nukleotida
yaitu :
1. Sebagai karier metabolisme energi
(ATP)
2. Sebagai subtrat untuk sintesis
asam nukleat RNA dan DNA
3. Sebagai komponen enzim-enzim
(NAD,NADP,FAD) koenzimA
4. Sebagai pengatur alosterik aktivitas
enzim
Nukleotida purin dan pirimidin
merupakan unsur non esensial secara dieretik. Asam nukleat dalam makanan
akan diurai menjadi nuklesida purin dan pirimidin didalam usus. Manusia dapat
mensintesis nukleotida purin dan pirimidin secara de novo (dari intermediat
amfibolik). Vitamin asam folat dan B12 (kobalamin) memegang peranan
penting metabolisme nukloetida, bila tidak ada biosintesis nukloetida akan
terhambat.
2.2
Metabolisme Nukleotida
Pembentukan secara de novo dengan
senyawa amfibolik. Penyelamatan nukloetida yang dikeluarkan pada saat degradasi
asam nukleat. Ada 3 proses yang berperan dalam biosintesis nukleotida
purin yaitu:
1. Sintesis dari zat antara amfibolik
(sintesis de novo),
2. Fosforibosilasi,
3. Fosforilasi nukleosida purin.
2.3
Biosintesis Nukleotida Pirimidin
Katalis reaksi awalnya adalah
karbamoil fosfat sintase II sitosilik, suatu enzim yang berbeda dari karbamoil
fosfat sintase II mitokondria yang berperan dalam sintesis urea. Karena
itu perbedaan letak mini menghasilkan dua kompartemen karbamoil fosfat yang
independent. PRPP salah satu zat yang berperan pada awal sintesis nukleotida
purin akan ikut serta pada tahap yang jauh lebih.
2.4 Katalis Multifungsi Ikut Serta
dalam Biosintesis Nukleotida purin
Pada prokariot, setiap reaksi
dikatalis oleh polipeptida yang berlainan. Sebaliknya, pada eukariot
enzim-enzim nya adalah polipepetida yang mempunyai aktivitas katalitik multiple
dan tempat-tempat katalitik nya saling berdekatan sehingga zat-zat antara mudah
disalurkan diantara tempat-tempat tersebut.
2.5 Metabolisme purin dan pirimidin
Purin dan pirimidin merupakan inti
dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA.
Contoh Purin : Adenin, guanin,
hipoxantin, xantin. Di metabolisme menjadi asam urat.
Contoh Pirimidin : Sitosin, urasil,
timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3.
2.6 Struktur Purin dan pirimidin
1. Reaksi Penyelamatan Mengubah Purin
dan Nukleosidanya menjadi Mononukleotida Perubahan purin, ribonukleosida dan
deoksiribonukleosida nya menjadi mononukleotida memerlukan apa yang disebut
sebagai reaksi penyelamatan.
Reaksi ini jauh lebih sedikit
memerlukan energi dibanding sintesis de novo. Mekanisme yang lebih penting
melibatkan fosforibolisasi oleh PRPP purin bebas (Pu) untuk membentuk purin
5’-mononukleotida (Pu-RP).
Pu + PR-PP → PRP + PP
Dua fosforibosil transferase
kemudian mengubah adenine menjadi AMP serta mengubah hipoxantin dan guanin menjadi
IMP atau GMP. Mekanisme penyelamatan kedua melibatkan transfer fosforil dari
ATP ke ribonukleosida purin (PuR):
PuR + ATP → PuR – P + ADP
Adenosin kinase mengatalisis
fosforilasi adenosin dan deoksiadenosin menjadi AMP dan dAMP, dan deoksisitidin
kinase memfosforilasi deoksisitidin dan 2’-deoksiguanosin menjadi dCMP dan
dGMP.
Hepar sebagai tempat utama
biosintesis nukleotida purin menyediakan purin dan nukleotida purin untuk
“diselamatkan” dan digunakan oleh jaringan-jaringan yang tidak mampu membentuk
kedua zat tersebut. Contohnya, otak manusia memiliki PRPP glutamil
amidotransferase dalam kadar yang rendah sehingga bergantung pada purin
eksogen.
2. Umpan balik AMP dan GMP
Meregulasi PRPP Glutamil Amidotransferase
Karena membutuhkan glisin, glutamine,
turunn tetrahidrofolat, aspartat, serta ATP, biosintesis IMP bermanfaat dalam
regulasi biosintesis purin. Hal yang paling menentukan laju biosintesis
nukleotida purin de novo adalah konsentrasi PRPP, laju sintesis, pemakaian, dan
penguraiannya. Laju sintesis PRPP bergantung pada ketersedian ribose 5’-fosfat
dan pada aktivitas PRPP sitase, suatu enzim yang peka terhadap inhibisi umpan
balik AMP, ADP, GMP, dan GDP.
3. Reduksi ribonukleosida Difosfat
Membentuk Deoksiribonukleosida Difosfat
Reduksi 2’-hidroksil ribonukleosida
purin dan pirimidin yang dikatalis oleh kompleks ribonukleotida reduktase
membentuk deoksiribonukleotida difosfat (dNDP). Kompleks enzim ini aktif hanya
jika sel sedang aktif menyintesis DNA. Reduksi memerlukan tioredoksin,
reduktase, dan NADPH. Reduktan yang terbentuk yaitu tioredoksin terekdusi,
dihasilkan oleh NADPH tioredoksin redutase. Reduksi ribonukleosida difosfat
(NDP) menjadi deoksiribonukleosida difosft (dNDP) berada dibawah kontrol
regulatorik yang rumit agar tercapai produksi deoksiribonukleotida yang
seimbang untuk sintesis DNA.
2.7 Biosintesis Purin dan Pirimidin
1. Purin
Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata
setiap komponen yang dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari
bermacam-macam sumber diantara lain :
1.1 Atom C (6) inti purin berasal dari atom karbon
molekul CO2 udara pernafasan.
1.2 Atom N (1) inti purin bersal dari atom
nitrogen gugus amino (-NH2) molekul aspartat.
1.3 Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah
produk reaksi transformilasi yang berasal dari senyawa donor gugus formil yang
mengakibatkn koenzim FH4 (tetra hidro folat).
1.4 Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari
nitrogen gugus amida molekul glutamin.
1.5 Atom C (4) atom C (5) dan atom N (7) merupakan
molekul glisin.
2. Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan
pembentukan yang sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim
tetrahidrofolat (FH4).
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat
terjadinya penambahan gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus
ribosa-P tersebut sudah berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis
pirimidin berlangsung setelah perjalanan beberapa tahap lebih jauh.
2.8 Tahapan biosintesis purin dan
pirimidin
1. Tahapan biosintesis Purin
1.1 Sintesis purin diawali oleh reaksi
pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil pyro phosphate) yang berasal dari
ribosa-5P yang mengkaitkan ATP dan ion Mg²+ sebagai aktivator.
1.2 Selanjutnya pembentukan senyawa
5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi PRPP dengan glutamin. Reaksi ini
menghasilkan pula asam amino glutamat + Ppi.
1.3 Berikutnya pembentukan senyawa GAR
(glycin amid ribosil-5P) dari hasil reaksi ribosilamin-5P dengan glisin yang
mengaktipkan ATP dan Mg²+ sebagai aktivator dan yang dikatalisis oleh
enzim GAR syn-thetase.
1.4 Kemudian GAR melakukan reaksi
formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4
(tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, membentuk senyawa formil
glisin amid ribosil-5P nya. Atom karbon gugus formil tersebut menempati posisi
atom C-8 inti purin.
1.5 Kemudian senyawa formil glisin amid
ribosil 5P melakukn reaksi aminasi (pada atom karbon ke-4 nya) dengan senyawa
donor amino (berupa glutamin) dan terbentuknya senyawa formil- glisinamidin-
ribosil-5P.atom N gugus amino yang baru menempati posisi N-3 inti purin.
1.6 Selanjutnya terjadi reaksi penutupan
rantai dan terbentuknya senyawa amino- imidazole- ribosil-5P, selanjutnya
senyawa-senyawa amino- imidazole- ribosil-5P melakukan fiksasi CO2 dengan
biotin sebagai koenzim dan atom karbon yang difiksasi tersebut menempati atom C
(6) inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat membentuk senyawa
5-amino- 4- imidazole- N- suksinil karboksamid ribosil-5P.
1.7 Senyawa 5-amino- 4- amidazole-
karboksamid- ribosil- 5P, melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh
enzim transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dansenyawa donor
gugus formil, maka terbentuknya senyawa 5- formamido- 4- imidazole
karboksamide- ribosil-5P.
1.8 Akhirnya terjadilah reaksi penutupan
cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah derivat purin yang pertama berupa IMP
(inosin monophosphate= inosinic acid) yaitu derivat hiposantin atau 6-
oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.
2. Tahapan biosintesis pirimidin
2.1 Biosintesis pirimidin diawali oleh
reaksi pembentukan karbamoil-P yang dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP
dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim karbamoil-P sintetase yang berlangsung
didalam sitosol.
2.2 Berbeda dengan enzim
karbamoil-P sinthase yang bekerjapada reaksi pembentukan urea, dimana reaksi
nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan didalam mitokondria.
2.3 Berikutnya karbamoil-P berkondensasi
dengan asam aspartat menghasilkan senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim aspartat transkarbamoilase.
2.4 Berikutnya terjadi reaksi penutupan
rantai sambil membebaskan H2O dari molekul karbamoil-aspartat sehingga
dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA= dihidroorotic acid). Reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.
2.5 Berikutnya melalui reaksi yang
dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase dengan koenzim NAD+, DHOA
menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).
2.6 Selanjutnya terjadi reaksi
penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim
orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat OMP (orotidin mono
posphate).
2.7 Akhirnya enzim orotidilat
dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi orotidilat dan menghasilkan
uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk nukleotida pertama pada
biosintesis pirimidin.
2.9
Kelainan metabolime purin dan pirimidin
1. Metabolisme purin
Asam urat adalah produk akhir
katabolisme purin pada manusia, guanin yang berasal dari guanosin dan
hiposantin. Yang berasal dari andenosin melalui pembentukan santin keduanya
dikonversi menjadi asam urat, reaksinya berturut-turut dikatalisis oleh enzim
guanase dan santin oksidase.
2. Masalah klinik metabolisme purin
Gout adalah suatu penyakit dimana
terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat, pembuangan melalui ginjal yang menurun atau
peningkatan asupan makanan kaya purin
1) Gout terjadi ketika cairan tubuh
sangat jenuh akan asam urat. Karna kadar nya yang tinggi.
2) Gout ditandai dengan : Serangan
berulang dari athritis yang akut, kadang disertai pembentukan kristal natrium
urat yang besar dinamakan tophus deformitas (kerusakan) sendi secara kronis,
dan cedera pada ginjal.
3. Metabolisme pirimidin
a. Hasil akhir katabolisme pirimidin:
CO2, ammonia, betalanin dan propionat sangat mudah larut dalam air bila
overproduksi dan jarang didapati kelainan.
b. Hiperurikemia dengan overproduksi
PPRP akan terjadi peningkatan nukleotida dan peningkatan ekskresi dari
betalanin.
c. Defisiensi folat dan vitamin B12
dengan defisiensi TMP.
4. Masalah klinik metabolisme pirimidin
a. Hasil akhir metabolisme pirimidin
larut dalam air, tidak banyak kelainan yang disebabkannya.
b. Kelainan autosomal resesif
1) Hereditary orotic aciduria
Tipe I:
§ tipe yang lebih
sering def. orotat fosforibosil transferase & orotidilat dekarboksilase
§ terjadi anemia
megaloblastik, tdp kristal jingga dalam urine.
Tipe II :
§ krn
defisiensi orotidilat dekarboksilase
2) Gangguan pada mitokondria hati
Orotikasiduria sekunder karena
ketidakmampuan mitokondri memakai karbamoil fosfat (pada defisiensi ornitin
trankarbamoilase) overproduksi asam orotat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Purin dan pirimidin merupakan
komponen utama RNA dan DNA. Purin terdiri dari Adenin, guanin, hipoxantin,
xantin. Di metabolisme menjadi asam urat sedangkan pirimidin yaitu Sitosin,
urasil, timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3. Hasil penelitian dengan
menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen yang dijumpai dalam kerangka
inti purin berasal dari bermacam-macam antara lain atom C (6), atom N (1), atom
C (2), atom N (3), atom C (4), atom C (5) dan atom N (7). Dan tahapan purin
diawali dengan pembentukan molekul PRPP(5-phospho ribosil pyro phosphate) dan
slanjutnya membentuk senyawa 5-phosphoribosilamin dari hasil PRPP dan membentuk
senyawa GAR kemudian GAR membentuk reaksi formilase yang dikatelisis oleh enzim
kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P sehingga terjadi penutup rantai,
senyawa 5 amino-4-imidazole-karboksamid- ribosil-5P akhir dari penutupan
cicncin yang k-2.Sedangkn biosintesis pirimidin memerlukan bahan pembentuk yang
sama yaitu PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat dan FH4, adapun kelainan
metabolisme purin yaitu gout, Sindrom Lesch-nyhan dan Penyakit von gierke.
Sedangkan pirimidin mempunyai kelainan kekurangan enzim. Metabolisme pirimidin
larut dalam air.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas
saran yang dapat kita buat yaitu untuk memperdalam lagi tentang metabolisme
purin dan pirimidin. Dalam penulisan dan pembahasan makalah ini,tentunya belum
sempurna dan masih banyak kekurangan,Oleh sebab itu Kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kritik ataau saran dari pihak dapat memperbaiki atau
menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardjasasmita, 1996. Ikhtisar
Biokimi Dasar. Jakarta: FKUI
Poedjiadi Anna, 1944. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta: UIP
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/metabolisme purin dan pirimidin
http://google.com
Komentar
Posting Komentar